ASUHAN KEBIDANAN
PADA ANAK “A” USIA 1,5 TAHUN DENGAN GASTROENTERITIS
DAN ISPA DI RUANG POLI ANAK DAN LAKTASI
RSUD NGIMBANG LAMONGAN
Tanggal 06 April – 18 April 2015
Disusun Oleh:
LIANATIL MUFIDA
12.10.1.149.0693
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
PRODI D - III KEBIDANAN
Jl. P. Diponegoro No. 17 Telp (0356) 321287 TUBAN
Tahun Akademik 2014 / 2015
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Kebidanan Pada Anak “A” Usia 1,5
tahun dengan Gastroenteritis dan ISPA di Ruang Poli Anak dan Laktasi RSUD
Ngimbang Lamongan pada tanggal 06 April – 18 April 2015, telah
disetujui dan disahkan oleh Pembimbing Praktek dan Pembimbing Akademik pada
April 2015.
Mengetahui
Pembimbing Akademik
STIKES NU Tuban Prodi III Kebidanan
MUNTARI
SKM., MM
NIK. 45110511
|
Kepala Ruangan Poli Anak dan
Laktasi RSUD Ngimbang
Lamongan
ANISATUL
WIDAD, Amd., Kep.
NIP. 198501022011012015
|
|
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat
Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas saya dengan
baik dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Anak “A” Usia 1,5 tahun dengan
Gastroenteritis dan ISPA” di Ruang Poli Anak dan Laktasi RSUD Ngimbang Lamongan pada tanggal 06 – 18 April 2015.
Ucapan
terima kasih tak lupa saya haturkan kepada:
1.
Bapak H. Miftakhul Munir SKM., M. Kes selaku Ketua STIKES NU Tuban Prodi DIII Kebidanan
2.
Bapak Dr. Taufiq Hidayat, selaku
Direktur RSUD Ngimbang Lamongan yang telah memberikan kesempatan kepada saya
untuk melaksanakan praktek klinik.
3.
Ibu Anisatul Widad, Amd., Kep. selaku
Kepala Ruangan Poli Anak dan Laktasi RSUD Ngimbang Lamongan.
4.
Ibu Muntari SKM., MM selaku pembimbing
akademik STIKES NU Tuban Prodi D-III Kebidanan.
5.
Ibu
Mertvina Brigita Amd. Keb. selaku koordinator praktek klinik
6.
Seluruh petugas ruang Poli Kandungan
RSUD Ngimbang Lamongan yang telah memberikan bimbingan selama praktek.
7.
Kedua
orang tua dan semua pihak yang telah mendukung dalam pembuatan laporan ini.
Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
Lamongan, April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Tujuan ............................................................................................. 1
1.3. Ruang Lingkup ............................................................................... 2
1.4. Metode Penulisan ............................................................................ 2
1.5. Pelaksanaan...................................................................................... 3
1.6. Sistematika Penulisan ...................................................................... 3
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 . Konsep Dasar Gastroenteritis ......................................................... 4
2.2... Konsep Dasar
ISPA ........................................................................ 9
2.3 .. Konsep Dasar Asuhan
Kebidanan Menurut Hellen Varney.......... 13
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1. . Pengkajian ..................................................................................... 18
3.2. . Interpretasi
Data ........................................................................... 21
3.3. . Identifikasi Diagnosa
dan Masalah Potensial................................ 22
3.4. . Tindakan Segera
............................................................................ 22
3.5 Intervensi....................................................................................... 22
3.6 Implementasi ................................................................................. 23
3.7 Evaluasi ......................................................................................... 25
BAB 4 PENUTUP
4.1 .. Kesimpulan ................................................................................... 26
4.2 .. Saran ............................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Peningkatan
dan perbaikan upaya kelangsungan hidup perkembangan dan peningkatan kualitas
anak berperan penting sejak masa dini kehidupan, yaitu masa dalam kandungan,
bayi dan balita. Kelangsungan hidup anak ditunjukan dengan angka kematian bayi
dan angka kematian balita (Maryunani, 2010).
Ditinjau
dari hasil SDKI, maka angka kematian neonatal adalah 19 per 1000 kelahiran
hidup, angka kematian bayi 34 per 1000 kelahiran hidup dan angkakematian balita
4 per 1000 kelahiran hidup.
AKABA
di Indonesia saat ini masih tingi, secara proposional mencapai 31 % Dari
seluruh kematian penduduk Indonesia. ISPA dan diare merupakan salah satu
penyebab angka kematian balita.
Untuk itu diperlukan
kerja keras dalam upaya menurunkan angka kematian tersebut, termasuk
diantaranya peningkatan keterampilan tenaga kesehatan dalam menangani balita
sakit, utamanya bidan dan perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan (SDKI,
2007).
1.2
Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa
diharapkan mampu melaksanankan Asuhan kebidanan pada Anak “A” Usia 1,5 tahun
dengan Gastroenteritis dan ISPA di Ruang Poli Anak dan Laktasi RSUD Ngimbang.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.
Mahasiswa
mampu melakukan pengkajian pada Anak “A” Usia 1,5 tahun dengan
Gastroenteritis dan ISPA di Ruang Poli Anak dan Laktasi RSUD Ngimbang.
2.
Mahasiswa
mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah kebidanan
pada Anak “A” Usia 1,5 tahun dengan Gastroenteritis dan ISPA di Ruang Poli Anak
dan Laktasi RSUD Ngimbang.
3.
Mahasiswa
mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial yang mungkin dapat
terjadi pada
Anak “A” Usia 1,5 tahun dengan Gastroenteritis dan ISPA di Ruang Poli Anak dan
Laktasi RSUD Ngimbang.
4.
Mahasiswa
mampu mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera (kolaborasi) jika timbul
diagnosa atau masalah potensial pada Anak “A” Usia 1,5
tahun dengan Gastroenteritis dan ISPA di Ruang Poli Anak dan Laktasi RSUD
Ngimbang.
5.
Mahasiswa
mampu menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada Anak “A”
Usia 1,5 tahun dengan Gastroenteritis dan ISPA di Ruang Poli Anak dan Laktasi RSUD
Ngimbang.
6.
Mahasiswa
mampu melaksanakan seluruh rencana asuhan secara evisien dan aman pada
Anak “A” Usia 1,5 tahun dengan Gastroenteritis dan ISPA di Ruang Poli Anak dan
Laktasi RSUD Ngimbang.
7.
Mahasiswa
mampu mengevaluasi seluruh asuhan yang telah diberikan pada
Anak “A” Usia 1,5 tahun dengan Gastroenteritis dan ISPA di Ruang Poli Anak dan
Laktasi RSUD Ngimbang, apakah
berhasil atau tidak.
1.3
Ruang Lingkup
Pada laporan ini
hanya dibatasi khusus pada “Asuhan Kebidanan Pada Anak “A”
Usia 1,5 tahun dengan Gastroenteritis dan ISPA di Ruang Poli Anak dan Laktasi RSUD
Ngimbang.
1.4
Metode Penulisan
1.
Praktek
Lapangan
Metode ini dibuat berdasarkan kasus yang ditemukan pada praktek lapangan
tepatnya di Ruang Poli Anak dan Laktasi RSUD Ngimbang.
2.
Teknik
Pengumpulan Data
a.
Wawancara
atau Anamnesa
Data diambil dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan
keluarga pasien.
b.
Observasi
Data peroleh mulai dari observasi TTV, teknik inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi.
3.
Tinjauan
Pustaka
Data dibuat berdasarkan sumber buku yang ada dan disesuaikan dengan
kasus lapangan.
1.5
Pelaksanaan
Praktek lapangan dilaksanakan di
Ruang Poli Anak dan Laktasi RSUD Ngimbang mulai tanggal 06 April – 18 April
2015.
1.6
Sistematika Penulisan
BAB I : Berisikan
pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, ruang lingkup, metode penulisan, pelaksanaan,
sistematika penulisan.
BAB II : Berisikan
landasan teori yang terdiri dari konsep dasar masalah dan konsep dasar asuhan kebidanan
menurut Helen Varney.
BAB III : Berisikan
tetang tinjauan kasus yang terdiri dari pengkajian, diagnosa atau masalah, diagnos
potensial, tindakan segera, intervensi, implementasi,
dan evaluasi.
BAB IV : Kesimpulan dan
saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Konsep
Dasar Gastroenteritis
A.
Definisi
Gastroenteritis
atau diare adalah buang air besar
yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada umumnya 3 kali atau lebih)
perhari dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 7 hari. Khusus pada
balita yang mendapat ASI, biasanya buang air besar dengan frekuensi lebih
sering, biasanya 5-6 kali per hari (Kemenkes RI, 2011).
Gastroenteritis adalah suatu keadaan
pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak biasanya. Dimulai dengan
peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada
neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah (Hidayat,
2006).
Gastroenteritis adalah peradangan
pada saluran pencernaan yang diakibatkan infeksi atau keracunan makanan.
B.
Etiologi
Penyakit diare tidak hanya terdapat
di negara-negara berkembang atau terbelakang saja, akan tetapi juga dijumpai di
negara industri bahkan di negara yang sudah maju sekalipun, hanya saja di
negara maju kejadian penyakit diare karena infeksi jauh lebih kecil
(Soegijanto, 2002). Diare lebih
sering ditemukan pada balita yang minum susu botol karena terkontaminasi. Dalam
Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 1 FK UI (1985), penyebab diare dapat dibagi
menjadi beberapa faktor, yaitu:
1) Faktor
infeksi
a) Infeksi
anteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak balita.
(1) Infeksi
bakteri : E. Coli, salmonella,
shigella, dan lain-lain
(2) Infeksi
virus : enteroovirus,
rotavirus, astrovirus, dan lain- lain.
b) Infeksi
parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti
otitis media akut, bronkopneumoni, dan lain-lain.
2) Faktor
malabsorbsi
a) Malabsorbsi
karbohidrat
b) Malabsorbsi
lemak
c) Malabsorbsi
protein
3) Faktor
makanan : makanan yang basi, beracun, alergi terhadap makanan.
Makanan dan minuman
yang basi dikarenakan perlakuan yang salah, misalnya susu yang sudah dibuka
dari kemasan yang tidak segera diminum. Bila dalam udara terbuka,
bakteri-bakteri akan berkerumun dalam susu dan membuatnya menjadi tidak aman
untuk diminum. Begitu pula dengan susu bubuk yang dibuat, harus diusahakan
meminumnya dengan saat keadaan masih hangat. Bila sudah dingin dapat
diindikasikan susu itu akan basi.
4)
Faktor
psikologis : rasa takut, tegang, dan cemas. Keadaan emosional tersebut bisa
menjadi penyebab diare, meskipun jarag ditemukan kasusnya.
Gambar Bagan
Penyebab Diare (Hidayat, 2009)
C.
Tanda
dan Gejala
Beberapa gejala penyakit diare dapat
langsung dikenali atau dirasakan oleh penderita. Di antara gejala tersebut
adalah:
1) Buang air
besar terus menerus disertai dengan rasa mulas yang berkepanjangan.
2) Tinja yang
encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari
3) Mengalami
dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) mulut
kering, menangis tanpa air mata, sedikit atau tidak buang air kecil sama
sekali, mengantuk yang tidak biasa.
4) Badan lesu
atau lemah
5) Sering muntah selama lebih dari tiga jam.
6) Panas, suhu tubuh mencapai 38,9 derajat Celcius atau lebih tinggi.
7) Tidak nafsu
makan
(Satyanegara
& Widjaja 2004)
D.
Patogenesis
Mekanisme
dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:
1) Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang
tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus.
Isi rongga usus yang berlebih akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
2) Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya
toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit
ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan
isi rongga usus.
3) Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.
Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan, selanjutnya timbul diare pula (Ngastiyah, 2009).
E.
Dampak
Diare
Menurut
Ngastiyah (2005), sebagai akibat diare akan terjadi :
1) Kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi)
yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam-basa (asidosis,
hipokalemia, dan sebagainya).
2) Gangguan gizi sebagai akibat asupan makanan
kurang, dan pengeluaran bertambah.
3) Hipoglikemia
4) Gangguan sirkulasi darah
F.
Penatalaksanaan
Menurut
Depkes RI (2003), cara terbaik untuk melakukan rehidrasi dan mencegah dehidrasi
pada anak adalah memberikan oralit. Cairan intravena hanya diberikan pada
keadaan dehidrasi berat. Satu-satunya jenis diare yang perlu diobati dengan
antibiotik adalah dehidrasi berat pada kolera dan disentri. Jangan sekali-kali
memberikan obat antidiare dan antimuntah pada anak dan bayi, karena obat
tersebut tidak mengobati diare dan beberapa diantaranya berbahaya. Diantara
obat tersebut ada yang dapat mengakibatkan lumpuhnya gerakan usus atau
mengakibatkan anak tidur terus secara tidak normal.
1) Rencana
Terapi A : Penanganan Diare Di Rumah
Rencana Terapi A, yaitu
untuk pengobatan diare tanpa dehidrasi. Ada aturan perawatan di rumah, yaitu:
a) Bari
cairan tambahan (sebanyak anak mau)
(1) Jelaskan
pada ibu
(a) Pada
bayi muda pemberian ASI merupakan cara pemberian cairan tambahan yang utama.
(b) Beri
ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian.
(c) Jika
anak memperoleh ASI eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai tambahan.
(d) Jika
anak tidak mendapatkan ASI eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan berikut ini:
oralit, larutan gula garam, cairan makanan (kuah, sayur) atau air matang.
Larutan oralit harus dibuat dan digunakan
pada hari yang sama, buang sisa oralit
yang dibuat sehari sebelumnya.
(2) Tunjukkan
kepada ibu berapa banyak cairan termasuk oralit yang harus diberikan sebagai
tambahan bagi kebutuhan cairannya sehari-hari.
Umur sampai 1 tahun : 50-100 ml setiap kali berak
Umur 1-5 tahun : 100-200 ml setiap kali berak
b) Lanjutkan
pemberian makan
Untuk anak diatas 1
tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg, jenis makanannya adalah makanan padat
atau makanan cair/ susu sesuai dengan kebiasaan makan dirumah. Pada hari
pertama setelah rehidrasi segera diberikan makanan seperti buah, biskuit, dan
ASI tetap diteruskan dengan masih ditambahkan oralit (Staf Pengajar Ilmu
Kesehatan Anak FK UI, 1985).
c) Kapan
harus kembali
2) Rencana
Terapi B : Penanganan Dehidrasi Ringan/Sedang Dengan Oralit
Berikan oralit di
klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam.
a) Tentukan
jumlah oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama
Umur
|
Sampai 4 bulan
|
4 – 12 bulan
|
12 – 24 bulan
|
2 – 5 tahun
|
BB
|
< 6 kg
|
6 - < 10 kg
|
10 - < 12
kg
|
12 – 19 kg
|
Dalam ml
|
200 – 400
|
400 – 700
|
700 – 900
|
900 – 1400
|
Digunakan umur hanya
bila berat badan anak tidak dketahui. Jumlah oralit yang diperlukan (dalam ml)
dapat dihitung dengan cara : berat badan (dalam kg) dikalikan 75.
b) Setelah
3 jam
(1) Ulangi
penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya
(2) Pilih
rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan.
(3) Mulailah
memberi makan jika anak berumur 6 bulan atau lebih, ketika masih diklinik
(4) Jika
bayi berumur kurang dari 6 bulan lanjutkan pemberian ASI selama anak mau.
3)
Rencana Terapi C : Penanganan Dehidrasi
Berat Dengan Cepat
Rehidrasi
dengan cairan intravena atau menggunakan pipa nasogastrik hanya diberikan pada
anak dengan dehidrasi berat.
2.2 Konsep Dasar ISPA
A.
Definisi
Infeksi saluran pernafasan adalah
suatu keadaan dimana saluran pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami
inflamasi yang menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan
menyebabkan retraksi dinding dada pada saat melakukan pernafasan (Pincus Catzel
& Ian Roberts, 1990).
ISPA merupakan singkatan dari
Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas
dan saluran pernapasan bagian bawah. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan
adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru (alveoli), beserta
organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput
paru. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan
seperti batuk, pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun
demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati
dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.
B.
Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari lebih
dari 300 jenis bakteri, virus dan richetsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain
adalah dari genus Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus, Haemophylus,
Bordetella dan Corinebacterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan
Miksovirus, Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus dan
lain-lain.
Berikut
merupakan faktor pencetus ISPA, antara lain :
a. Usia
Anak yang usianya lebih
muda, kemungkinan untuk menderita atau terkena penyakit ISPA lebih besar bila
dibandingkan dengan anak yang usianya lebih tua karena daya tahan tubuhnya
lebih rendah.
b. Status
imunisasi
Anak dengan status
imunisasi yang lengkap, daya tahan tubuhnya lebih baik dibandingkan dengan anak
yang status imunisasinya tidak lengkap.
c. Lingkungan
Lingkungan yang
udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-kota besar dan asap rokok
dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA pada anak.
C.
Patofisiologis
Perjalanan alamiah penyakit ISPA
dibagi 3 tahap yaitu :
1. Tahap
prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa.
2. Tahap
inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi lemah
apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
3. Tahap
dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit, timbul gejala demam dan
batuk.
Tahap lanjut penyakit,
dibagi menjadi empat yaitu :
· Dapat
sembuh sempurna.
· Sembuh
dengan atelektasis.
· Menjadi
kronis.
· Meninggal
akibat pneumonia.
Saluran pernafasan selama hidup selalu terpapar
dengan dunia luar sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan suatu sistem
pertahanan yang efektif dan efisien. Ketahanan saluran pernafasan tehadap
infeksi maupun partikel dan gas yang ada di udara amat tergantung pada tiga
unsur alami yang selalu terdapat pada orang sehat yaitu keutuhan epitel mukosa
dan gerak mukosilia, makrofag alveoli, dan antibodi.
Antibodi setempat yang ada di saluran nafas
ialah Ig A. Antibodi ini banyak ditemukan di mukosa. Kekurangan antibodi ini
akan memudahkan terjadinya infeksi saluran nafas, seperti yang terjadi pada
anak. Penderita yang rentan (imunokompkromis) mudah terkena infeksi ini seperti
pada pasien keganasan yang mendapat terapi sitostatika atau radiasi. Penyebaran
infeksi pada ISPA dapat melalui jalan hematogen, limfogen, perkontinuitatum dan
udara nafas.
Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran
nafas yang sel-sel epitel mukosanya telah rusak akibat infeksi yang terdahulu.
Selain hal itu, hal-hal yang dapat mengganggu keutuhan lapisan mukosa dan gerak
silia adalah asap rokok dan gas SO2 (polutan utama dalam pencemaran udara),
sindroma imotil, pengobatan dengan O2 konsentrasi tinggi (25 % atau lebih).
D.
Manifestasi
Klinis
· Batuk,
pilek dengan nafas cepat atau sesak nafas.
Pada umur kurang dari 2
bulan, nafas cepat lebih dari 60 kali per menit. Penyakit ini biasanya
dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya obstruksi hidung dengan
sekret yang encer sampai dengan membuntu saluran pernafasan, bayi menjadi
gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau minum (Pincus Catzel &
Ian Roberts, 1990).
· Demam
Pada neonatus mungkin
jarang terjadi tetapi gejala demam muncul jika anak sudah mencaapai usia 6
bulan sampai dengan 3 tahun. Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama
terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai 39,5 - 40,5
· Anorexia
Biasa terjadi pada
semua bayi maupun anak yang mengalami sakit. Anak akan menjadi susah minum dan
bahkan tidak mau minum.
· Vomiting
Biasanya muncul dalam
periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi tersebut mengalami sakit.
· Diare
Seringkali terjadi
mengiringi infeksi saluran pernafasan akibat infeksi virus.
· Batuk
Merupakan tanda umum
dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin tanda ini merupakan tanda
akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan.
E.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :
1. Upaya
pencegahan
Pencegahan dapat
dilakukan dengan :
· Menjaga
keadaan gizi agar tetap baik
· Immunisasi
· Menjaga
kebersihan perorangan dan lingkungan
· Mencegah
anak berhubungan dengan penderita ISPA.
2. Pengobatan
dan perawatan
Prinsip perawatan ISPA
antara lain :
· Menigkatkan
istirahat minimal 8 jam perhari
· Meningkatkan
makanan bergizi
· Bila
demam beri kompres dan banyak minum
· Bila
hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan yang
bersih.
· Bila
badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat
· Bila terserang pada anak tetap berikan makanan
dan ASI bila anak tersebut masih menetek
3. Pengobatan
a. Mengatasi
panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2
bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6
jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan
dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan
kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
b. Mengatasi
batuk. Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu
jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh ,
diberikan tiga kali sehari.
2.3
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut
Helen Varney
Proses
manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah dalam bidang kebidanan,
manajemen asuhan ini terdiri dari 7 langkah, yaitu:
I.
Pengkajian
data
Adalah pengumpulan data
lengkap dan mempermudah seluruh data yang dibutuhkan untuk penilaian secara sempurna.
a) Data
Subjektif
1. Identitas
anak
· Nama
anak
Untuk memberi identitas
agar mengenal dan agar anak tidak tertukar dengan anak lain.
· Umur
anak
Untuk mengetahui jumlah
dosis obat yang diberikan pada anak.
· Tanggal/Jam
lahir
Untuk mengetahui umur
anak
· Jenis
kelamin
Untuk membedakan dari
anak lain, antara anak perempuan dan anak laki-laki.
2. Identitas
keluarga
· Nama
ibu/ayah
Untuk mengisi nama
anak, sehingga dapat membedakan dengan anak yang lain
· Umur
Untuk mengetahui apakah
ada faktor resiko pada ibu atau tidak.
· Pendidikan
Penting, karena
berkenaan dengan motivasi yang diberikan petugas agar dapat diterima sesuai
dengan tingkat pengetahuannya
· Pekerjaan
Untuk mengetahui
bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi klien.
· Alamat
Untuk mengetahui tempat
tinggal anak
3. Keluhan
utama
Untuk mengetahui
keluhan yang saat ini dirasakan oleh pasien sehingga mudah dalam memberikan
asuhan dan menegakkan diagnosa.
4. Riwayat
persalinan
a. Jenis
persalinan : spontan, Vacum
ekstraksi, atau SC
b. Ditolong
oleh : Bidan atau Dokter
c. Lama
persalinan :
o
Kala I normal pada primi 12 jam, pada
multi 8 jam.
o
Kala II normal pada primi < 2 jam,
pada multi < 1 jam
d. Ketuban
pecah :
spontan saat inpartu, jernih, tidak bau, jumlah ± 1000-1500 cc
e. Komplikasi
persalinan
o
Ibu :
tidak ada komplikasi
o
Bayi :
tidak ada komplikasi
f. Keadaan
bayi baru lahir
oNilai
APGAR : 7 – 10
5. Riwayat
penyakit yang pernah diderita
Ibu tidak mempunyai
penyakit menurun, menular, menahun. Contoh: DM, asma, TBC, hepatitis, jantung,
hipertensi, dll.
6. Riwayat
penyakit keluarga
Keluarga tidak ada yang
mempunyai penyakit menurun, menular, menahun. Contoh: DM, asma, TBC, hepatitis,
jantung, hipertensi, dll.
7. Pola
kebiasaan anak
Bagaimana pola nutrisi,
eliminasi, istirahat, aktifitas, dan personal hygiene.
8. Riwayat
imunisasi
Anak usia 9 bulan,
sudah mendapatkan imunisasi lengkap.
b) Data
Objektif
1. Pemeriksaan
umum
Keadaan umum : baik
Suhu : 36,50C-37,50C
RR : 40-60 kali
per menit
HR : 120-160 kali
per menit
Berat badan : 2500-4000 gram
Panjang badan : 48-52 cm
2. Pemeriksaan
fisik (Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi)
· Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak
ada moulage,
· Muka :
simetris, tidak pucat, warna merah muda, tidak ada ikterus, tidak ada oedema.
· Mata :
bersih, simetris, conjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih.
· Hidung : tidak ada polip, bersih, tidak ada
pernafasan cuping hidung
· Mulut : bibir tidak pucat, tidak ada
stomatitis, tidak ada oral trush.
· Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen.
· Leher :
tidak ada laserasi, tidak ada pembengkakan pada vena jugularis, kelenjar limfe,
dan kelenjar tiroid
· Dada :
bentuknya silindris, tidak ada tarikan dinding dada saat bernafas, tidak ada
bunyi tambahan saat bernafas (ronki, stridor, weezing), respirasi 40 kali per
menit
· Abdomen : bentuk silindris, tidak kembung.
· Ekstrimitas
: simetris, akral hangat..
3. Pemeriksaan
penunjang
Untuk mengetahui hasil
pemakaian laboratorium, hasil konsultasi data kehamilan dan persalinan sekarang
sebagai data yang menunjang diagnose dan intervensi.
II.
Interpretasi
Data
Pada langkah
ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan
kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data – data yang
telah di kumpulkan.
III.
Diagnosa
atau Masalah Potensial
Diagnosa Potensial : Yang mungkin terjadi dalam diagnose dan
dasar kita untuk mengetahui tingkat keparahan klien
tersebut
Masalah Potensial : Masalah yang timbul dan berhubungan
dengan penyulit.
IV.
Kebutuhan
Segera atau Kolaborasi
Tindakan yang dilakukan
segera mungkin terhadap klien agar masalah atau penyulit yang dihadapi dapat
terselesaikan dengan baik dan tidak bisa ditangani bisa dilakukan kolaborasi
dengan dokter atau tenaga kesehatan lain.
V.
Intervensi
Menyusun rencana
sistematis untuk memberikan pengobatan secara tepat, baik dan sesuai dengan
kebutuhan.
VI.
Implementasi
Pelaksanaan diagnose
yang telah diterapkan sehingga petugas kesehatan memberikan pengobatan tepat,
benar sesuai dengan kebutuhan.
VII.
Evaluasi
Kesimpulan dari semua
data diatas yang telah dikaji ulang untuk mengetahui tindakan apa saja yang
telah dilakukan dan diberikan kepada pasien.
Subjektif : Hal- hal yang dikatakan oleh klien yang berhubungan dengan kehamilan atau keluhan utama.
Obyektif : Dari hasil pemeriksaan petugas meliputi: pemeriksaan umum, obstetri, fisik, penunjang, dan khusus.
Asessment : Pernyataan gangguan yang terjadi atas data subjektif dan objektif
Planning : Rencana tindakan yang akan diberikan pada pasien.
BAB 3
TINJAUAN TEORI
I.
PENGKAJIAN
DATA
Tanggal : 06 April
2015 Jam : 09.00 WIB Oleh : Lianatil Mufida
A.
DATA
SUBJEKTIF
1.
Identitas
Nama Anak : Anak “A”
Umur : 1,5 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Berat Badan : 10 kg
Tinggi badan : 94 cm
No Registrasi : 102509
Nama Ibu : Ny “H”
Umur : 26 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Ds. Talunrejo – Bluluk –
Lamongan
Nama Ayah : Tn “T”
Umur : 30 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ds. Talunrejo – Bluluk –
Lamongan
2.
Keluhan
utama
Ibu mengatakan anaknya batuk,
pilek, dan BAB cair berlendir kecoklatan. Sehari BAB ± 7-8 kali.
3.
Riwayat
Penyakit Kehamilan
· Perdarahan : tidak ada
· Pre
eklamsi : tidak ada
· Eklamsi : tidak ada
· Penyakit
kelamin : tidak ada
· Lain-lain : tidak ada
4.
Kebiasaan
Waktu Hamil
· Makanan
Ibu mengatakan selama
hamil makan 3 kali sehari dengan porsi yang cukup dan menu yang bervariasi.
Minum 7-8 gelas sehari dan kadang-kadang minum susu.
· Obat-obatan/Jamu-jamuan
Ibu mengatakan selama
hamil tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan, dan hanya meminum obat yang sudah
diresepkan oleh bidan.
· Merokok
Ibu mengatakan bahwa
selama hamil dan sebelumnya tidak pernah merokok.
· Lain-lain
Tidak ada
5.
Riwayat
Persalinan Sekarang
a.
Jenis persalinan : Spontan B
b.
Ditolong oleh : Bidan
c.
Lama persalinan
Kala I : 9 jam 33 menit
Kala II : 1 jam 45 menit
d.
Komplikasi persalinan
Ibu : tidak ada
Janin : tidak ada
6.
Riwayat
Penyakit Yang Pernah Diderita Ibu
Ibu mengatakan bahwa ia
tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit menular, menurun, menahun
seperti TB, jantung, hepatitis, jantung, Diabetes Milletus, asma, HIV/AIDS,
dll.
7.
Riwayat
Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan bahwa
keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular, menurun, menahun seperti
TB, jantung, hepatitis, jantung, Diabetes Milletus, asma, HIV/AIDS, dll.
8.
Pola
Kebiasaan
· Nutrisi
Sebelum sakit : Anak makan 2 kali sehari, menu
bervariasi, minum PASI.
Selama sakit : Anak makan 2 kali sehari tapi porsi
lebih sedikit, masih minum PASI.
· Eliminasi
Sebelum sakit : Anak BAB 1-2 kali sehari, BAK 6-8 kali
sehari.
Selama sakit : BAB lebih sering, konsistensi cair
berlendir kecoklatan, BAK 2-4 kali sehari.
· Istirahat
Sebelum sakit : Anak tidur malam 8-10 jam, tidur siang
2-3 jam.
Selama sakit : Istirahat anak terganggu karena batuk
dan pileknya.
· Personal
hygiene
Sebelum sakit : Anak mandi 2 kali sehari, ganti pakaian
bila kotor atau basah.
Selema sakit : Anak hanya diseka 2 kali sehari, dan
ganti pakaian 2 kali sehari.
· Aktifitas
Sebelum sakit : Aktif bermain dan tidak rewel.
Selama sakit : Rewel, badan lemas, sering menangis dan
aktifitas terganggu.
9.
Riwayat
Imunisasi
Anak “A” sudah
mendapatkan imunisasi lengkap.
B.
DATA
OBJEKTIF
1.
Pemeriksaan
Umum
· Keadaan
umum : Baik
· Kesadaran : Composmentis
· Suhu : 35,80 C
· Pernafasan : 24 kali per menit
· Nadi : 100 kali per menit
· Berat
badan : 10 kg
· Panjang
badan : 94 cm
2.
Pemeriksaan
Fisik
· Kepala
Bersih, tidak ada
benjolan, tidak ada rambut rontok.
· Muka
Simetris, tidak pucat,
tidak ada oedema.
· Mata
Bersih, conjungtiva
merah muda, sklera berwarna putih, tidak ada kelainan pada mata.
· Hidung
Ada sumbatan, dan ada
cairan yang keluar.
· Mulut
Tidak pucat, tidak ada
stomatitis, lidah bersih, gigi tidak ada caries.
· Telinga
Simetris, bersih, tidak
ada serumen.
· Leher
Tidak ada pembengkakan
pada vena jugularis, kelenjar limfe, dan kelenjar tiroid.
· Dada
Bentuknya silindris,
ada tarikan dinding dada saat bernafas, tidak ada suara tambahan seperti
wheezing, stridor, ronki.
· Abdomen
Tidak kembung, ada
nyeri perut.
· Ekstrimitas
Simetris, tidak ada
odema, akral hangat.
3.
Pemeriksaan
Penunjang
Laboratorium
-
II.
INTERPRETASI
DATA
Diagnosa : Anak “A” Usia 1,5 tahun dengan
Gastroenteritis dan ISPA
DS : Ibu mengatakan anaknya batuk,
pilek, dan BAB cair berlendir kecoklatan. Sehari BAB ± 7-8 kali.
DO :
· Keadaan
umum : Baik
· Kesadaran : Composmentis
· Suhu : 35,80 C
· Pernafasan : 24 kali per menit
· Nadi : 100 kali per menit
· Berat
badan : 10 kg
· Panjang
badan : 94 cm
· BAB
: cair
· Pemfis:
– Hidung : ada sumbatan, ada cairan yang
keluar.
– Abdomen
: tidak kembung, ada nyeri perut.
– Ekstrimitas : akral hangat.
III.
DIAGNOSA/MASALAH
POTENSIAL
– Gastroenteritis
akut
– Syock
dehidrasi
– Gangguan
pola nafas
– Gangguan
termoregulasi (hipertermi)
– Resiko
kebutuhan nutrisi kurang
IV.
TINDAKAN
SEGERA
– Penuhi
kebutuhan cairan atau rehidrasi
– Kolaborasi
dengan dokter spesialis anak
V.
INTERVENSI
Tanggal : 06 April 2015 Jam : 09.15 WIB
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan
selama 1 x 24 jam diharapkan anak mendapat terapi yang sesuai,
dan tidak menimbulkan komplikasi.
Kriteria :
· Keadaan
umum baik
· TTV
dalam batas normal
· BAB
normal
· Tidak
ada tanda-tanda infeksi
No.
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Jalin
komunikasi yang baik dengan ibu
Cuci
tangan sebelum dan sesudah tindakan
Observasi
TTV dan keadaan umum anak
Lakukan
rehidrasi
Kolaborasi dengan
dokter spesialis anak
Beri HE tentang:
· Jelaskan
tentang diare dan ISPA
· Nutrisi
· Personal
hygiene
· Aktifitas
· Anjurkan
ibu untuk mengompres bila panas.
|
- Agar
ibu kooperatif dengan tenaga kesehatan.
- Untuk
mencegah terjadinya infeksi.
- Untuk
mengetahui keadaan anak saat ini, dan untuk mengetahui sedini mungkin tanda
bahaya, sehingga dapat segera ditangani.
- Untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi.
- Agar
mendapatkan penanganan yang tepat.
|
VI.
IMPLEMENTASI
Tgl/Jam
|
Implementasi
|
TTD
|
06–04–‘15
09.20 WIB
09.30 WIB
09.35 WIB
09.50 WIB
10.10 WIB
10.20 WIB
|
1. Menjalin
komunikasi yang baik dengan ibu agar ibu kooperatif dengan tenaga kesehatan,
dengan cara menjelaskan keadaan dan hasil pemeriksaan anaknya bahwa anaknya baik-baik
saja, tapi masih memerlukan penanganan yang lebih lanjut.
2. Mencuci
tangan sebelum dan sesudah tindakan dengan cara 7 langkah cuci tangan untuk
mencegah terjadinya infeksi.
3. Melakukan
observasi atau pemantauan tanda-tanda vital dan keadaan umum anak, hasilnya:
· Keadaan
umum : Baik
· Kesadaran : Composmentis
· Suhu : 35,80 C
· Pernafasan : 24 kali per menit
· Nadi : 100 kali per menit
· Berat
badan : 10 kg
· Panjang
badan : 94 cm
4. Melakukan
rehidrasi, dengan menganjurkan ibu untuk memberikan minum pada anak untuk
menggantikan cairan yang keluar lewat BAB.
5. Melakukan
kolaborasi dengan dokter spesialis anak pada jam 09.20, dengan advice:
~
Cefila syrup 2 × 0,5 cc
~
L-Bio 2 × 1 sachet
~
CTM 3
×
tab
~
Methylprednisolone
3
× tab
~
GG 3 × tab
~
Metronidazole 3 × 50 mg
6. Memberikan
HE tentang:
· Menjelaskan
tentang:
- Gastroenteritis
adalah peradangan pada saluran pencernaan yang diakibatkan infeksi atau
keracunan makanan. Atau biasa disebut dengan diare. Penyebabnya adalah
infeksi bakteri, ataupun virus yang masuk melalui feases manusia atau
binatang, bisa juga melalui makanan, air, dan kontak dengan manusia.
Akibat dari diare
sendiri adalah kehilangan cairan dan elektrolit, atau yang biasa disebut
dengan dehidrasi. Dapat mengakibatkan gangguan asam basa, gangguan gizi,
hipoglikemia, dan gangguan sirkulasi darah.
- ISPA
adalah dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah suatu keadaan dimana
saluran pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi yang
menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan retraksi
dinding dada pada saat melakukan pernafasan.
Faktor pencetusnya
adalah usia, status imunisasi, dan lingkungan.
· Nutrisi
Menganjurkan pada ibu
untuk memberikan makanan pada bayi sedikit demi sedikit.
· Personal
hygiene
Menjaga kebersihan
badan, menyeka tiap pagi dan sore, membersihkan anak setiap selesai BAB dan
BAK.
· Aktifitas
Menganjurkan anak
berbaring dulu ditempat tidur sampai keadaan membaik.
· Mengompres
anak bila panas, dengan menggunakan kain lembab diletakkan dikepala,
dilipatan ketiak, dan lipatan tengkuk.
|
|
VII.
EVALUASI
Tanggal : 06 April 2015
Jam : 10.30 WIB
S : Ibu mengatakan sudah mengerti tentang keadaan anaknya, dan sudah faham tentang penjelasan yang diberikan bidan
dan dokter.
O :
· Keadaan
umum : Baik
· Kesadaran : Composmentis
· Suhu : 35,80 C
· Pernafasan : 24 kali per menit
· Nadi : 100 kali per menit
· Berat
badan : 10 kg
· Panjang
badan : 94 cm
· BAB
: cair
· Pemfis:
– Hidung : ada sumbatan, ada
cairan yang keluar.
– Abdomen
: tidak kembung, ada nyeri perut.
– Ekstrimitas : akral hangat.
A : Anak “A” Usia 1,5 tahun
dengan Gastroenteritis dan ISPA
P : - Mengobservasi
keadaan umum dan TTV anak
- Kolaborasi
dengan dokter spesialis anak, dengan advice:
~ Cefila
syrup 2 × 0,5 cc
~ L-Bio
2 × 1 sachet
~ CTM
3
×
tab
~ Methylprednisolone
3
×
tab
~ GG
3 ×
tab
~ Metronidazole
3 × 50 mg
BAB 4
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Semakin
tinggi kemajuan teknologi yang telah dicapai semakin tinggi pula derajat
kesehatan yang diperoleh sesuai dengan kemajuan zaman, timbul berbagai macam
penyakit yang menyerang seluruh kehidupan tanpa mengenal tempat, waktu dan
usia.
Oleh
karena itu peran perawat sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah yang
dihadapi pasien dengan memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan
pasien, menjaga kebersihan lingkungan, perawat juga berkolaborasi dengan dokter
dalam memberi terapi dan juga memberikan beberapa informasi yang penting.
B.
Saran
1.
Bagi
Mahasiswa
·
Mampu beradaptasi terhadap lingkungan
yang di tempati.
·
Mahasiswa lebih aktif dalam melakukan
pelayanan.
·
Mahasiswa hendaknya berhati-hati dalam
bertindak.
·
Mahasiswa mampu memberikan tindakan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan sesuai dengan standart dan tata tertib
dari lahan praktek yang di tempati.
·
Mahasiwa lebih tanggap terhadap adanya
suatu kejadian atau masalah kesehatan yang membutuhkan adanya pelayanan atau tindakan
segera.
2.
Bagi
Institusi
Supaya
lebih banyak memberikan bimbingan terhadap mahasiswa agar mahasiswa mampu
mempraktikkan ilmu yang telah diperolehnya di kampus hingga ke lahan praktiknya
masing-masing sehingga mampu memberikan pelayanan yang bermutu.
DAFTAR
PUSTAKA
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III vol. 1. Jakarta: Media
Aesculapius.
Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Bagian II. Jakarta: EGC.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
Suriadi, Yuliana R.
2010. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi
I. Jakarta: PT. Fajar Interpratama
Hidayat, Aziz Alimul A.
2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak
jilid 2. Jakarta: Salemba Medika
Suriadi & Yuliani,
Rita. 2001. Buku Pegangan Praktek Klinik:
Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta:
Sagung Seto